Komponen yang dicetak secara konsisten dan akurat membutuhkan proses debugging cetakan yang teliti. Jika benda kerja mengalami kejadian di luar toleransi, cacat visual, atau keausan dini pada alat kombinasi, maka diperlukan proses yang lebih sistematis. Berikut adalah catatan penting untuk debugging cetakan presisi:
1.Definisikan Masalah Secara Tepat (Diagnosis Sebelum Perawatan):
Ukur Secara Ketat: Jangan hanya mengandalkan pengamatan visual. Ukur deviasi dimensi menggunakan instrumen presisi yang telah dikalibrasi, seperti mikrometer yang dikalibrasi dengan blok ukur (gauge block), comparator optik, dan mesin ukur koordinat (CMM). Tentukan secara tepat lokasi dan besaran bagian yang tidak sesuai spifikasi (dimensi panjang, lokasi lubang, sudut tekuk, ketidakteraturan rata). 
Dokumentasikan Cacat: Semua jenis cacat (tepi tajam/burrs, galling, goresan, retakan, kerutan, puntiran, kesalahan feeding) harus dikelompokkan dan difoto. Catat lokasi dan keberulangan cacat (setiap gerakan/stroke, sesekali, atau di lokasi tertentu pada strip kontras). 
Periksa Scrap & Strip: Selidiki scrap dan alur strip di stasiun cetakan. Periksa tanda-tanda masalah transfusi, pemberian makanan yang salah, atau media pengangkut. 
2.Mulai dari yang Sederhana & Sistematis (Aturan 80%):
Material Terlebih Dahulu: Teliti spesifikasi material (jenis, temper, ketebalan, kekerasan, lapisan) sesuai kebutuhan. Ukur dengan beberapa titik pengukuran karena ketebalan sering menjadi sumber variasi dari kumparan yang masuk. Catat bahwa jenis, jumlah, dan frekuensi aplikasi pelumas harus sesuai. 
Pengaturan Dasar & Mesin Press: Pastikan cetakan terpasang dengan benar, dalam posisi datar, dan terkunci. Periksa kapasitas tonase, tinggi penutupan dan kesejajaran. Periksa panjang dan waktu pemberian benda kerja akurat dan dapat diulang. 
Komponen Cetakan & Keausan: Periksa komponen-komponen kritis cetakan terkait keausan, patah, dan kerusakan: punch, die button, pin/bushing penuntun, pegas (periksa panjang bebas dan tekanan), pengangkat, pilot. Periksa adanya retak (chipping) atau galling, atau celah berlebihan. 
3.Analisis Progresi & Penyelarasan (Tarian Aliran Logam):
Tata Letak Strip & Keterlibatan Pilot: Pastikan tata letak strip berjalan lancar tanpa tersendat. Periksa dengan pilot bahwa mereka benar-benar masuk sepenuhnya ke dalam lubang pilot sebelum pembentukan/pemotongan. Kurangnya keterlibatan pilot yang memadai menyebabkan kesalahan posisi dan masalah pemotongan. 
Urutan & Interferensi: Periksa secara saksama strip demi strip. Pastikan di setiap lokasi tidak ada bagian yang bersentuhan dengan strip pada waktu yang salah atau bertabrakan satu sama lain selama siklus press. Goresan, distorsi, dan keretakan memiliki beberapa penyebab utama yang sama yaitu kesalahan penyelarasan. 
Kontrol Pergerakan Material: Aliran logam dikontrol secara ketat bila menyangkut pembentukan presisi. Pastikan draw beads, bantalan tekan, dan penjepit bahan berfungsi dengan baik. Ketika tekanan penjepitan tidak cukup, hasilnya adalah kerutan, dan ketika tekanan penjepitan terlalu besar, hasilnya adalah retakan. 
4.Berikan Perhatian pada Area Kritis untuk Presisi:
Celah Potong/Bentuk: Perbedaan celah potong/bentuk yang hanya berselisih detik dapat menyebabkan dampak buruk pada kualitas komponen dan umur alat. Periksa kembali toleransi, terutama toleransi pada tingkat kritis, dengan mempertimbangkan ketebalan dan efek springback permukaan dari bahan. Perhatikan tanda-tanda celah berlebih (tepi tajam besar, tertekuk/tergulung) atau celah kurang (geser sekunder, goresan, keausan yang cepat). 
Kompensasi Springback: Tekukan presisi memiliki sudut overbending yang telah diatur sebelumnya untuk mengantisipasi springback bahan. Jika sudut tekukan tidak seragam, periksa perbedaan sifat bahan, pelumas, atau keausan pada punch dan die pembentuk. Seringkali diperlukan untuk menyetel sudut overbending secara presisi. 
Kondisi Permukaan dan Galling: Goresan dan galling merusak produk kritis pada permukaan. Periksa kondisi permukaan alat menggunakan lensa pembesar dengan daya rendah, atau di bawah mikroskop binokular, kecuali terhadap goresan kecil dan/atau kekasaran atau polesan yang tidak sempurna. Pastikan material telah mendapat perlakuan permukaan yang sesuai (nitriding, surfacing seperti DLC) dalam kondisi baik. Kecukupan pelumasan merupakan faktor yang paling penting. 
5.Penyetelan Halus & Dokumentasi:
Penyetelan Kecil dan Terkendali: Jangan melakukan perubahan secara luas dalam satu lot atau banyak perubahan sekaligus. Lakukan satu perubahan sekaligus (misalnya sedikit tingkatkan tekanan bentuk, lakukan penyetelan mikro pada ketinggian punch, buat perubahan kecil pada timing feed) dan evaluasi perubahan tersebut selama beberapa kali operasi. 
Stabilitas Proses: Jalankan cetakan (die) dalam durasi yang lama setelah dilakukan penyetelan minimal. Catat parameter proses stabil yang sebenarnya (tingkat monitor tonase, panjang feed, ketinggian shut, pengaturan pelumasan) pada set-up yang telah terbukti stabil. 
Dokumentasikan Semua Hal: Catat secara detail permasalahan awal, laporan inspeksi, dan penyesuaian serta solusi akhirnya. Nilai dari catatan ini terletak pada sesi debugging berikutnya, maupun perencanaan pemeliharaan preventif. 
Pola Pikir Presisi: Menyatakan bahwa presisi dalam debugging membutuhkan ketenangan, gaya debugging yang presisi dan sistematis, serta kesabaran dan pengamatan yang teliti. Lebih baik memulai dengan hal-hal dasar seperti verifikasi bahan dan pengaturan sederhana, lalu beralih ke analisis ketepatan dan kejelasan yang lebih rumit untuk mendapatkan solusi cepat. Sadari bahwa presisi dalam sistem cetakan (die) dan pres (press) bergantung pada pengetahuan dan pengendalian jutaan titik kontak kecil. Dokumentasi yang ketat mengubah proses debugging pada dasarnya menjadi proaktif, bukan reaktif.
 
        
